Sejarah Kepanduan Dunia

Hai, lama tak jumpa. Kira-kira aku mempunyai blog ini di bulan Agustus lalu dan aku pun menulis post terakhirku di bulan yang sama untuk mengerjakan tugas OSPEK. Yaa, aku memang tidak terlalu aktif di jejaring sosial terutama blog. Kali ini aku akan mencoba membangkitkan semangatku bermain blog (meskipun ini bukan blogspot) dengan menuliskan hobi-hobi ku, yaitu Pramuka.
Bicara tentang pramuka selalu terkait dengan orang-orang yang terbiasa kotor, pakaian serba coklat (coklat muda dan coklat tua), tutup kepala, dan yang paling penting adalah setangan leher warna merah putih. Ya kalau bukan merah putih bukan pramuka namanya, boleh jadi itu scout. Hahaha
Aku pun memulai pramuka di usiaku yang sangat masih belia yaitu 7 tahun ketika masih Siaga hingga sekarang usiaku 18 tahun (secara usia aku masih Penegak, namun aku kini sudah Pandega). Setiap aku masuk ke pangkalan baruku, selalu disuguhkan dengan sejarah Kepramukaan Dunia dan Indonesia. Yaa, hal ini bagaikan pondasi untuk mengenal orang-orang hebat yang telah mendirikan organisasi hebat ini, organisasi yang telah banyak berperan dalam mengubah pribadiku.
Bicara mengenai sejarah Kepramukaan Dunia, hampir setiap orang berpikir pada Pandu Dunia dengan warna dasar ungu atau Bapak Pandu Dunia, yaitu Baden Powell. Baden Powell adalah seorang purna tentara Inggris dengan pangkat Letnan Jendral. Beliau adalah anak dari pasangan Henrietta Grace Smyth dan Baden Powell dengan nama kecil Robert Stephenson Smyth Powell yang kerap dipanggil Stephe (dibaca Stevie). Nama Robert Stephenson sendiri merupakan nama Baptisnya dari bapak baptisnya. Setelah kepergian ayahnya, ibu Stephe mengubah nama belakang/nama keluarganya menjadi Baden-Powell, maka nama Stephe saat itu berubah menjadi Robert Stephenson Smyth Baden-Powell.
Stephe tumbuh dan berkembang menjadi anak yang bertalenta sangat banyak dan sangat terampil dibawah didikan ibundanya. Stephe juga belajar banyak tentang kehidupan di alam terbuka karena rumahnya yang sangat dekat dengan hutan dan diberikan bimbingan oleh kakaknya tentang berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain lainnya. Selain berpengalaman di kegiatan alam terbuka, Stephe juga terampil dalam bidang kesenian dan akademis, hal itu terbukti ketika bersekolah di Carterhouse Stephe dikenal sebagai anak yang sangat berbakat di bidang seni seperti bermain biola, piano, serta bermain drama.
Berbekal dari pengalaman-pengalaman yang telah ia dapatkan bersama saudara-saudaranya, Stephe melanjutkan perjalanan hidupnya dalam dunia militer. Tepat pada tahun 1876 Stephe bergabung dalam pasukan Hussars ke-13 yang bertugas di India, disana ia mendapatkan salah satu pengalaman menarik yaitu dengan menjabat sebagai pembantu Letnan berhasil menemukan kuda yang hilang di puncak gunung, kemampuan luar biasa ini ia dapatkan dari latihan panca indera dari Kimball O’Hara.
Mulai tahun 1895 Stephe atau Baden-Powell mulai ditugaskan di daerah Afrika, setahun setelahnya ia ditugaskan di daerah Matabele di Rhodesia Selatan atau sekarang bernama Zimbabwe sebagai Kepala Staf dibawah pimpinan Jendral Frederick Carrington. Disinilah awal mula sistem kepanduan yang saat ini ada mulai terbesit dalam benak Baden-Powell, bertemu dengan Frederick Russell Burnham seorang tentara Amerika yang bertugas di pasukan pengintai Inggris sebagai kepala pasukan. Selama bertemu, Burnham mengajarkan Baden-Powell mengenai keahlian woodcrafting yang menjadi cikal bakal sistem kepanduan saat ini, woodcraft merupakan keahlian yang sangat dikenal di Amerika namun asing untuk masyarakat Inggris.
Tiga tahun kemudian pecah perang Boer II, Baden-Powell ditugaskan di sebuah kota kecil bernama Mafeking. Dengan kondisi jumlah pasukan Boer yang jauh lebih banyak dari sebelumnya, Baden-Powell dan pasukannya menyusun strategi untuk tetap bisa berkomunikasi selama di medan peperangan, maka dibuatlah Mafeking Cadet Corps yaitu sekelompok pemuda yang bertugas membawakan pesan untuk pasukan lain. Dengan bantuan seluruh pasukan dan Mafeking Cadet Corps, kota Mafeking berhasil dipertahankan selama terjadi perang Boer II, dari sinilah Baden Powell mendapatkan gelar Letnan Kolonelnya. Selain itu ia juga mendapat beberapa gelar selama bertugas di Afrika seperti Impeesa yang artinya serigala yang tidak pernah tidur dari perang di Kerajaan Zulu ketika berhasil merebut kalung Raja Dinizulu yang sekarang digunakan sebagai simbol pembina/pelatih secara internasional disebut woodbadge/manik kayu.
Sepulang dari Afrika, Baden-Powell mulai merancang mengenai sistem kepanduan yang akan ia buat demi menjaga kedamaian di dunia. Bermula dari Baden-Powell yang diminta melatih Boys Brigade, sebuah organisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer, dari hal ini ia berpikir bahwa hasil latihan akan menjadi bahan pelajaran di sistem kepanduan. Kemudian ia melatih 21 pemuda dari latar belakang yang bermacam-macam di Brownsea Island selama seminggu, disini ia juga menerapkan hal-hal yang telah ia alami selama di Afrika misalnya, terompet Kudu yang merupakan peralatan perang Ndebele yang ditiup setiap pagi untuk membangunkan para peserta perkemahan. Hasil dari perkemahan tersebut dibuatlah buku yang sangat terkenal di seluruh belahan dunia yang menginspirasi negara-negara lain untuk membuat Gerakan Kepanduan yang berjudul “Scouting for Boys”.
Awalnya gerakan kepanduan hanya untuk laki-laki, itulah mengapa dibuat Boys Scout. Lalu pada 1912 bersama adiknya bernama Agnes medirikan gerakan kepanduan untuk perempuan yang bernama Girl Guides. Kemudian pada 1916 didirikan Gerakan Kepanduan lain untuk mewadahi para pandu usia siaga bernama Cub yang artinya anak serigala. Cub ini didirikan berpedoman buku berjudul The Jungle Book karangan Rudyard Kipling yang menceritakan tentang Mowgli seorang anak rimba yang dibesarkan oleh induk serigala. Lalu pada tahun 1918 didirikan wadah untuk para pandu usia 17 tahun keatas yang bernama Rover Scout yang kemudian dituliskan dalam buku Rovering to Success oleh Baden-Powell. Hingga akhirnya pada tahun 1920 dilaksanakan Jambore Dunia yang pertama dilaksanakan di Olympia Hall, disini Baden-Powell mendapat gelar Lord dan diangkat sebagai Bapak Pandu Dunia (Chief Scout of The World).

Leave a Reply

Your email address will not be published.